Dec 21, 2009

MEREKA

Dari asing menjadi akrab dan kembali asing… rentetan proses manusia dalam satu pergaulaan yang disebut sahabat. Berkenalan, lantas merasa cocok dan kemudian mereka saling berbagi dalam hal apa pun tanpa memandang status social. Mulai dari cerita cinta, keluarga, orang2 yang disayangi hingga orang2 yang dibenci. Dari tak biasa menjadi kebiasaan dan terkesan saling ketergantungan antara satu dengan yang lain. Hal2 positif hinga negative pun mereka lalui bersama atas nama solidaritas & kesetiakawanan. Kesetiakawanan & rasa kasih sayang, ibarat kulit & daging manusia yang tidak bisa dilepaspisahkan hingga aku akan merasa sakit ketika kamu terluka begitu pun sebaliknya. Mungkin mereka adalah orang2 yang bodoh, ketika harus memikirkan masalah orang lain. Namun ada kepuasaan diri, saat berbagi itu bisa meringankan masalah yang mereka emban & merasa berharga ketika mereka tidak sendiri & dikelilingi oleh orang2 yang peduli maupun peka dengan apa yang mereka alami. Tahukah kalian sahabat adalah ketidakegoan, sahabat adalah kebersamaan, & buruknya lagi sahabat adalah keikhlasan. Kita akan belajar ikhlas ketika hidup kita bukan hanya tentang kita, tapi tentang bagaimana kita hidup & berproses bersama sahabat hingga kadang kita merasa aku adalah sahabatku & sahabtku adalah aku dalam satu jiwa. Itulah Tuhan yang selalu handal, mencipta bentuk apik dalam kebersamaan/kelompok. Seperti pohon yang memiliki dahan, batang, daun, akar, buah…. Sama halnya dengan manusia yang memiliki sahabat2 yang handal.
Selamat hari persahabatan ;)

OPINI

Berhenti saja di situ, letakan bunganya & enyahlah dari pandangan siang ini secepat mungkin sebelum terik matahari membakar wajahmu yang tampan.
Jangan terlalu dekat atau ajaklah seorang kawanmu, asalkan kita tidak berdua dalam ketidakramaian seorang pun.
Sms atau telepon hanya sebagai silaturahmi ketika keraguan yang muncul menjadi tanda tanya hubungan jarak jauh & itu cukup bisa dipertanggung jawabkan.
Mencintai seorang lelaki sudah cukup mengaburkan impian perempuan dalam menaklukan dunia.
Pikirkan apa yang terlintas sekarang sebelum besok menjadi mendung dalam benak, sama halnya menjalani hari ini dengan semestinya & biarkan esok berjalan selayaknya takdir menuntun.
Lelaki yang baik adalah lelaki yang tahu akan tanggung jawabnya, begitupun perempuan yang baik adalah perempuan yang tahu akan tanggung jawabnya.
Mencari tidak akan mendapatkan apa pun, selain menemukannya secara kebetulan. Walaupun tidak bernilai, namun berharga untuk bekal menjelang hari esok.
Saya bisa ketika saya bertekad untuk bisa, lari sekencang mungkin memperebutkan layang2 yang putus sebelum ada yang mendahuluinya. & saya pasti bisa…
Tega pada diri sendiri akan membawa kita pada penyesalan petualangan yang kita ciptakan sendiri.
Saat mencintai adalah saat dimana seseorang siap untuk menyakiti ataupun disakiti, Tetap di tempat & tidak berkutik atau semangati diri dengan keceriaan baru.
Virginitas itu adalah tolak ukur cantik tidaknya, baik tidaknya atau busuk tidaknya seorang keturunan hawa.
Berpikir dengan akal yang tersedia bisa mengurangi masalah hidup yang rumit, sebaliknya emosi sesaat kadang bisa menimbulkan masalah yang berkepanjangan.
Hari ini sebagai pemacu saat detik2 itu menaggalkan sepotong roti tawar sebagai pemanis setengah hari yang berujung gelap & pengap.
Asalkan ada kesempatan, saya siap memberikan kesimpulan terakhir atas apa yang menjadi cerita diri hingga pertemuan akbar.

ANTARA TITIK, PENULIS DAN KOMA

Lagi2 ini mengenai percakapan yang saya dengar dari sebuah paragraph tanpa spasi…
Titik: sungguh aneh paragraph ini, Sebuah paragraph tanpa spasi & tanpa ejaan yang benar. Saya pun tidak diikutsertakan di dalamnya….kasihan pembaca2nya, mereka pasti menjadi orang yang bingung dalam hitungan menit!
Koma: sepertinya ada masalah dengan sang penulis, atau mungkin saja dia sedang mencari sensasi? Benar2 aneh…
Penulis: biarkan saya berkreasi & jangan banyak bertanya ataupun menanggapi!!
Titik: apakah ini yang kamu sebut kreasi? Sebuah bentuk tanpa makna? Bukankah sebuah kreativitas adalah apa yang bisa dicapai oleh akal?
Koma: kamu membutuhkan kami sebagai penekanan atas apa yang kamu tulis! Percuma kamu mengeluarkan semua kemampuan kamu, namun tidak menyentuh maksud dari tulisanmu…
Penulis: saya tidak membutuhkan kalian untuk menyampaikan pesan dari tulisan saya, karena tulisan saya hanya untuk mereka yang bisa melihat jelas tanpa penjelasan atau penekanan ejaan…
Titik: kamu bukan penulis jika menyepelekan tanda baca seperti kami, & bukan namanya sebuah paragraph/tulisan tanpa titik,koma,atau yang lainnya…
Koma: kamu akan menjadi orang gila saat pembaca tidak menemukan kami di dalam paragraphmu!! & saat itu terjadi, tulisanmu hanya akan menjadi pembungkus kacang rebus besok pagi.
Penulis: kalian terlalu banyak berdalih, hanya dokter jiwa yang punya hak untuk memvonis seseorang gila atau tidak. Tahukah kalian saya cukup waras untuk memutuskan tidak mengikutsertakan titik koma ke dalam tulisan saya. Kenapa? Karena kehadiran kalian atau yang lainnya bisa menjadi ancaman bagi tulisan saya. Mungkin titik koma penting dalam sebuah tulisan, namun tidak lantas harus digunakan. Keyakinan membuat sebuah tulisan muncul ketika ada ide2 yang akan dituangkan, sama halnya keyakinan pesan dari tulisan2 saya akan sampai dengan benar ke para pembaca sekalipun tanpa titik koma. Banyak tulisan2 di luar sana yang salah menempatkan tanda baca ke dalam tulisan mereka, & apakah itu berarti pesan atau maksud dari tulisan tersebut akan sampai ke pembaca? Hanya kemujuran sebuah tulisan yang berada di tangan pembaca yang mengerti tulisan tanpa ketergantungan akan tanda baca. & orang2 seperti itu adalah orang2 yang tidak melihat tulisan/paragraph hanya dari kalimat2nya atau tanda bacanya saja, namun bagaimana mereka bisa menjadi bagian dari setiap kata hingga kalimat dalam sebuah paragraf.
Titik: terlalu sombong membiarkan diri kamu dalam angkuh persepsi sepihak, hingga tidak melibatkan sisi2 lain dari 1 otak yang kamu pakai wahai sang penulis… sekalipun seandainya ada salah penempatan tanda baca dalam sebuah kalimat, namun 99% saya jamin pesan atau maksud dari kalimat/sebuah tulisan dapat dimengerti oleh para pembca. & itu adalah hal yang mutlak dibandingkan tidak menggunakan tanda baca sama sekali… soal keyakinan, tanpa didukung oleh sebuah penekanan maksud, maka inti dari keyakinan itu akan terhapus dalam memori pembaca sebelum tulisan itu dibaca. Tahukah kamu saat itu terjadi, maka kamu telah gagal menjadi penulis.
Koma: saya hadir untuk banyak hal, salah satunya sebagai pemisah kata agar tidak terjadi salah arti & sekaligus sebagai seni dalam membaca. Ini yang dinamakan hukum membaca/menulis, ada saatnya kita rehat dari ejaan & melanjutkan lagi sampai berhenti pada titik. sekalipun kami hanya sebuah tanda kecil yang tidak bermakna, namun kehadiran kami dalam sebuah kalimat bisa menjadi makna yang besar begitupun sebaliknya tidak ada makna hingga buram maksud tanpa titik koma atau yang lainnya. Kami ibarat hukum menulis, kehadiran kami menunjukan keabsahan sebuah paragraph atau sebuah tulisan. & itu mutlak menjadi keharusan menulis, selain sebagai pertimbangan keberadaan pembaca yang merupakan konsumen dalam dunia penulisan.
Akhirnya terima kasih…!! 

Nov 13, 2009

TERJEBAK

Terjebak keakraban melahirkan satu rasa yang beda,
hinggapi diri dengan tidak tahu malunya atas nama cinta
dalam jalinan sahabat hingga aku menjadi munafik bagi diriku sendiri.
Tidak harus disesali bukan? Ini adalah rasa,
dan semua wajar selama jalinan persahabatan kita tidak terkontaminasi
dengan semua yang tersembunyi dalam tatapanku hingga ucapku.
Maaf yang terlintas hanya dalam benak,
ketika semua tersadar pada satu curahan hati kamu
beberapa menit yang lalu tentang satu sosok dambaan.
Semua buram hingga yang terlintas seolah putaran jam
yang tak henti berdetak layaknya rasa yang bimbang antara jujur
pada diri sendiri atau menodai jalinan persahabatan kita.
Aku hanya akan memendam hingga kelak waktu itu akan bercerita atas alkisah rasaku mencintaimu sahabat.

Nov 12, 2009

CERITA

Pagi itu menyelimuti hariku dengan senyum cerah laksana bayi yang tertawa pada satu canda…
Seperti lelaki tua yang selalu mendapatkan moment kebahagiaan arti hidup lewat senyum mereka,
Mereka adalah sekumpulan alasan mengapa dia menjadi tokoh yang begitu gigih dalam kancah cerita awal hingga akhir.
Semua melintas dengan biasanya, saat matahari menyadarkan aku dalam lelap yang bermain dengan mimpi di pagi yang tanpa keceriaan firasatku.
Lelaki tua itu berdiri tepat di samping tempat tidurku dengan tatapan yang kosong, hingga detik itu menarik aku dalam halusinasi Tanya “siapa lelaki itu? Apakah aku mengenalnya?”
Wajah itu tidak seperti biasanya, hingga asing bagi penglihatanku. satu isyarat mata lelaki itu berpacu dengan kesedihan yang mendalam hingga kerutan wajahnya tampak terlihat dengan jelas.
Aku terus menatap lelaki tua itu dengan harapan buatlah aku tersenyum seperti hari-hari kemarin, hari-hari tanpa sedikit pun ketegangan.
Ingatan itu kembali terlintas ketika aku pernah seperti apa yang kulihat sekarang, memiliki kehormatan sebagai seseorang yang dilahirkan dari darah yang membanggakan imanku.
Dan semua hanya rentetan cerita yang terus tertanam dalam memory, laksana sahabat yang kerap kali berbagi saat kangenku akan lelaki tua itu.
Yah…sahabat yang akan terus berbagi, karena cerita itu tanpa akhir hingga kelak aku juga hanya sepenggal cerita dari mereka yang menjadi alasanku manatap esok.

Nov 3, 2009

CICAK & BUAYA

pada suatu hari di rumah pak agusto...
Cicak: gw harus tlp si aya,gw udah ga tahan lg dg pemberitaan media massa/ elektronik mengenai gw.gini2,sbg binatang gw juga punya hak untuk bicara.
(tlp berbunyi)
buaya: hallo,dg siapa di sana?
Cicak: hallo aya,ini gw cicak.
Buaya: eh lo cak, tumben lo tlp gw.ada apa lo?
Cicak: gw mau curhat aya,gw udah ga tahan lg nih dg tingkah laku manusia2 di luar sana. Lo lg ga sibuk kan?
Buaya: gw mah ga pernah sibuk cak,ini gw lg santai2 aja nunggu ada yg lewat. Lo mau curhat apaan? Knp lg dg manusia2 itu? Bukannya majikan lo manusia?
Cicak: lo nonton berita di tipi ga?
Buaya: bego juga lo cak,di hutan belantara gini mana ada tipi!
Mang ada apa cak?
Cicak: iya juga ya,gw lupa klo lo stay di hutan.sorry fren..hmm lo tau ga,akhir2 ini nama kita setiap hari selalu menjadi topik berita ter'hot di tipi smp di koran2.lo sama gw di fitnah habis2an aya..ini menyangkut nama baik kita sebagai binatang.
Buaya: ow ya? Berarti kita jadi seleb dadakan dong?
Cicak: seleb tai lo...
Buaya: klo gw sih santai aja cak,coz gw di sini fain2 aja.anjing menggonggong kafilah berlalu men..
Cicak: akh lo,ga bisa diharepin!
Buaya: lo tau sendiri dunia kita aja beda.lo mending cak,bisa tinggal di rumah gedongan atau dmn aja yg lo mau. sementara gw,dari jaman dahulu kala gw di sini aja ga kemana2.tipi aja gw ga tahu modelnya kaya gimana..manusia kan emang gitu fren! Mereka punya akal, tapi letaknya di pantat.hahaha..sorry cak,bukan maksud gw jelek2in bangsa majikan lo.
Cicak: majikan kampret!
Buaya: jangan gitu dong cak...
Cicak: jadi gimana? Lo sama sekali ga mau bareng gw masukin gugatan pencemaran nama baik ke pengadilan rimba?
Buaya: itu dia masalahnya cak,gw kan ga pernah nonton tipi.gw bingung men..
Cicak: gini aja aya,lo ke tempat gw sekarang.dalam perjalanan,klo lo liat koran lo beli terus lo baca deh.
Buaya: gila lo cak,lo mau gw mati apa? Rumah lo aja jauhnya minta ampun,belum sampai tujuan gw pasti udah mampus dilahap om singa cs.
Ogah akh,lo berjuang sendiri aja deh!
Cicak: payah lo!
Buaya: ga untungnya lo lawan manusia cak, itu namanya lo cari mati.
Cicak: gw akan terus berjuang sekalipun tanpa lo,demi pemulihan nama baik gw.
Buaya: gw bantu dg doa deh..
Cicak: ok deh..gw kecewa ma lo men!
Buaya: sorry fren,tp gw ga bisa apa2.
Tuuuuutttt
(tlp ditutup)

KEMBALI KASIH

Menurut kamu bagaimana?
Sebaiknya ikuti apa yang saya mau,bukan untuk saya tapi untuk kita...!!
Apakah saya atau kamu yang egois?
Saya berhak untuk tidak menyukai apa yang kamu suka...!!
Begitu pun sebaliknya..
Saya tetap tidak suka..!!
ini saya,dengan semua yang saya punya..kamu keberatan?
Mungkin bagi kamu sempurna,tapi tidak untuk orang lain..!!
Bukan itu yang saya maksud,setiap manusia tanpa terkecuali tidak ada yang sempurna..yang menjadi pertanyaan, apakah kamu kenal saya?
Pertanyaan yang bodoh..!!
Sekalipun bodoh,ini adalah pertanyaan & kamu wajib menjawab..hanya dengan kata ya/tidak.
Jika saya tidak mengenal kamu,maka detik ini kita tidak sedang bersama..!!
Semua sudah terjawab..
Apa maksud kamu..!!?
Saya tidak harus menjelaskan atau melakukan apa pun, karena kamu sudah tahu jawabannya.
Jangan membuat saya bingung..!!
Barusan kamu bilang bahwa kamu mengenal saya?
Ya,saya kenal kamu tapi saya bukan tuhan yang tahu isi kepala kamu..!!
apa warna kesukaan saya?
Hijau..!!
Cokelat kesukaan saya?
Silverqueen rasa almond..!!
Apa kebiasaan buruk saya?
Tidak bisa bangun pagi..!!
Apa yang membuat saya menarik dimata kamu?
Lucu,smart,cerewet, friendly,sedikit egois, sedikit keras,supel &... Apa maksud pertanyaan2 kamu..!!?
Jawaban yang terakhir sudah cukup membuktikan kalau kamu mengenal saya & kamu juga tahu bahwa saya tidak akan melakukan atau mengikuti apa yang kamu mau.saya harap kamu mengerti..
Kamu tidak pernah serius..!!
Justru saya sangat serius dengan perkataan saya..
Kamu egois & tidak pernah memikirkan hubungan kita..!!
Kamu terlalu jauh memfitnah,saya sudah habis kata & takut kasar.jadi saya memilih mundur..
Oke jika itu mau kamu..!!
Akhir yang indah..
...???!
Yah,semua berakhir dengan indah.karena saya belum separuh hati mencintai kamu..
Terima kasih..!!
Kembali kasih..

Oct 30, 2009

Love: The new album by Boyz II Men, set for release on November 17, 2009 on Decca.


Love: A collection of timeless songs from the heart, one that spans multiple genres and generations.

Working once again with Motown producer Randy Jackson, Boyz II Men (Wanya Morris, Nate Morris, Shawn Stockman) bring their distinctive individual voices and peerless harmonies to bear on songs made famous by Bonnie Raitt, The Manhattans, Journey, The Spinners, Sam Cooke, the Beatles, and Cyndi Lauper. Boyz II Men weave these diverse selections together into an album-length symphony, one that flows seamlessly from an impassioned "I Can't Make You Love Me" through the shimmering a cappella sound of "Time After Time" to "When I Fall In Love," a beautiful reworking of a great American standard featuring Boyz II Men's special guest Michael Bublé.

Love is the successor to Boyz II Men's Decca label debut, Motown: A Journey Through Hitsville USA (Decca/Universal), released November 13, 2007. This collection of Detroit soul classics took the interna¬tional music scene by storm to a degree that surprised even the group members. Motown rose to No. 27 on the Billboard Top 200 and to No. 6 on the trade's R&B Albums chart; proportionately, sales in Europe and other territories were even stronger than in the U.S. The album earned two Grammy Award nomina¬tions, for "Best R&B Album" and "Best R&B Performance By A Duo Or Group With Vocals" (for the Stevie Wonder cover "Ribbons In The Sky") and sparked the release of Boyz II Men's first full-length live concert DVD, Motown: A Journey Through Hitsville USA - Live (Decca/Universal, released 12/9/07).

"The success of Motown definitely upped our visibility insofar as being able to tour more, in bigger venues, in more cities and more countries," says Shawn Stockman. "We were already an international touring company" - in a typical 12-month period, Boyz II Men performs 150-200 concerts around the world - "but Motown helped extend our reach even further."

"The beautiful thing was that we already had shows booked in Europe and Japan, as we've done almost every year for many years," Wanya Morris explains. "But performing the Motown songs was the best album promotion we could have done. And we felt the same effect back in the States as we did overseas, even in places like Billings, Montana and Salt Lake City, Utah.

"The excitement that built up as we went along through 2008 was reminiscent of the old days. The audience doesn't forget, necessarily, but the audience sometimes needs to be reminded." Nate Morris says simply: "Our fan base came back. A lot of them didn't know what we'd been up to for the past eight or ten years. Motown put the awareness out that there that Boyz II Men were still around, still making quality music - it launched us into a new future."

Even before the group's months of touring came to an end, Boyz II Men and their creative team were brainstorming the next album. Nate Morris was the first to advocate for the theme of Love: "There were a couple of different ideas raised beforehand - a doo-wop album, an Eighties album, a Motown II album - but I never felt really comfortable until we hit on the Love concept. That is the feeling that Boyz II Men have been giving our listeners since the beginning."

"People would have expected us to do a whole bunch of R&B love songs: Teddy Pendergrass, Marvin Gaye, the Isley Brothers," says Wanya. "Now that repertoire certainly would not have made for a bad album, but it would've made for a more limited album. In going for classic love songs period - not just R&B, not just pop, but music - we made an album that challenged us."

"We didn't know how it would work at first," adds Shawn, "because the repertoire is so wide-ranging. Fortunately, it all came together - and better than I expected, personally. I really didn't think it was gonna fly! But as we started picking the songs and got into recording, as we heard how the arrangements came together, then I was like, `okay, now I understand this.'

Working mainly in two Los Angeles studios (Henson and Westlake), Randy Jackson a core band to play on all twelve tracks of Love. (Track 13 is the a cappella version of Cyndi Lauper's "Time After Time.") Most of the musicians - including drummer Michael Bland, bassist Lloyd "Sonny" Thompson, and guitarist Mike Scott - are current or former accompanists with that most demanding of musical taskmas¬ters, Prince.

"That's another element that made it a great recording process," Stockman recalls, "because these guys were already a real band. They knew exactly what to do, they each knew how the others played -- and we got to hear a couple of good Prince stories!"

The vocal arrangements for a Boyz II Men album "are not something that can be done by just one person or even two of us," says Nate. "It's the totality of the group. One of us may hear one approach to the song and another guy may hear a different approach, but by the time we get to the end of the process, every¬one's had their input."

The trio's heavy touring commitments meant that time was of the essence in the creation of Love. "Here again, I think we showed that Boyz II Men is a group to be reckoned with," Wanya declares proudly. "We had a full touring schedule and a limited amount of time for the studio - and the results made some people say, `wow, they made this album in two months? An album of this caliber, from the basic band tracks to final mastering - how was this group able to do that?'"

As Nate, Wanya, and Shawn look ahead to their 20th anniversary, they reflect on the things that have kept Boyz II Men not just together over two decades but on track in pursuit of new career highs and horizons.

Shawn Stockman: "I think it's respect: respect for each other's abilities, for what we each bring to the table, respect for each other as men. We try to give each other space, room to breathe, room to grow - because we're not just Boyz II Men, we're also husbands and fathers, sons and brothers, members of our communities. At this point, there are no egos: We know we all built this thing together and we're all in it together."

Wanya Morris: "I believe what's kept us standing is our love for the music, our respect for one another, and our love for God...The connection that we have is like a marriage - and a marriage is supposed to be forever. Music brought us together and music keeps us together. To be able to finish each other's phrases and each other's ad-libs - that's a bond `no man can tear asunder,' so to speak. Anyone who listens to a Boyz II Men album like Love or who comes to see a Boyz II Men show, they'll feel that passion, that connection between us."

Nate Morris: "It's all about the songs. We got together as a group because we loved the way we sounded together. We turned people into Boyz II Men fans not because of the bowties, not because of the dance steps, but because of the songs. A group can last as long for as its songs, and the songs on Love are as strong as any we've ever sung."

KERTAS YANG BERBICARA

melintasi selokan sepanjang lorong itu,membuat aku tertunduk malu pada pohon yang melambai-lambai. menjadi salah tingkah saat berpapasan dengan tong sampah yang sedikit terisi,sementara sampah-sampah itu berserakan di sekitar selokan hingga terhempas ke dalam selokan yang seharusnya tidak tercemari. terdengar bisikan dari jarak dekat "ini bukan tempat kita teman,kenapa kita disini? diinjak,ditendang & menjadi perusak bagi mereka"
aku berputar,mencari & mengamati sekeliling asal suara bisikan itu...
begitu mengejutkan ketika suara itu adalah si kertas,sebotol aqua kosong yang sudah tidak memiliki penutup,dan plastik bekas dengan aroma tak sedap.
mereka terlihat begitu kusut dengan tatapan marah,si botol menyapa aku "hai kalian yang tidak menepati amanah,kalian yang akan menjadi pesakitan ketika kita berada pada batas sabar hingga murka itu hanya menanti untuk dieksekusi"
"kalian terlalu sombong & angkuh terhadap semua titipan ini,semua yang tidak seharusnya kalian abaikan" kertas itu menunjuk dengan murka.
bagaimana bisa kawan? kita tidak seperti mereka di luar sana...
mereka yang tertib dengan seonggok penghargaan atas ciptaan sang khalik!!
kita terlalu tidak beradab menyentuh sisi-sisi hidup negara ini,tempat kita berpijak pun tidak mendapatkan sedikit pun kenyamanan.
lantas siapa yang harus disalahkan dengan ketidakberadaban ini?