By Tulus
Tubuh saling bersandar
ke arah mata angin berbeda
kau menunggu datangnya malam
saat kumenanti fajar.
Sudah coba berbagai cara
agar kita tetap bersama
yang tersisa dari kisah ini
hanya kau takut kuhilang.
Perdebatan apapun menuju kata pisah
jangan paksakan genggamanmu
izinkan aku pergi dulu
yang berubah hanya tak lagi kumilikmu.
Kau masih bisa melihatku
kau harus percaya kutetap teman baikmu,
*Tulus selalu juara perkara mencapai kata-kata dalam lirik
Detik berdetak tak terlewatkan oleh imajinasi tubuh sebagai sahabat hingga menggerakan pikiran memompa sedikit kreasi cerita sekitar yang berjalan secara normal maupun abnormal sesuai alur cerita fiktif manusia yang mengaku memiliki akal pikiran...!!!
Feb 26, 2016
Feb 22, 2016
Feb 18, 2016
RUMAH
Rumah
adalah ruang hati.
Tempat
semua isi hati berkumpul.
Tempat
melepaskan semua lelah.
Dan
tempat yang tepat untuk bicara cinta.
Rumah
adalah ruang rindu.
Tempat
semua rindu bermuara.
Tempat
keluh kesah mendamba
Dan
tempat yang tepat untuk bicara kasih sayang.
Rumah
adalah ruang mimpi.
Tempat
menaruh semua impian.
Tempat
melepaskan hal-hal yang hilang dari impian
Dan
tempat untuk bicara masa depan.
Rumah
adalah kita.
Masa
depan kita.
Feb 12, 2016
NOSTALGIA RASA
Kelak, kamu-kamu yang dulu pernah begitu dekat akan kembali dengan alasan yang lain. Alasan
yang tidak sama lagi.
Kelak, Hati dan pikiran akan sampai pada situasi dua arah antara pro dan kontra.
Antara
hanya sekedar bertemu atau memikirkan yang sudah-sudah.
Antara
menerima kenyataan atau nostalgia masa lalu.
Antara
melupakan atau kembali merasakan.
Atau
antara kamu dan kamu yang lain.
Ahh…
waktu terlalu tega jika hanya ingin mempermainkan rasa.
Dan
saat ini saya sedang dipermainkan.
Kamu
adalah orang di masa lalu yang kadang-kadang suka mengejutkan hari-hari saya.
Menarik
saya dalam canda tawa yang pernah kita lalui.
menyimak
kelucuan kamu itu seperti tiupan angin sepoi-sepoi.
Begitu
juga senyumanmu, semacam penawar bagi luka-luka yang pernah ada.
Matamu?
Apalagi matamu.
Alasan
kenapa saya jatuh cinta adalah matamu.
Matamu
adalah seperti tatapan ayah yang menyejukan
Matamu
adalah ketenangan jiwa
Matamu
adalah racun.
Kamu
adalah orang itu.
Bayagan
yang pernah mewarnai mimpi saya.
Dan
pengucap kata-kata yang begitu mematikan.
Kamu
adalah pengacau hari ini.
Kelak, hati dan pikiran hanya butuh waktu untuk dipermainkan.
Waktu
untuk kembali mengenang manis-manis rasa yang pernah ada.
Menjadi
saat ini tentu saja adalah bagian lain dari masa lalu.
Dan
untuk sampai pada hari ini, kamu adalah bagian dari cerita itu. Terima kasih.
Kelak, kamu kamu yang dulu memang harus kembali untuk memutar ulang nostalgia rasa.
Mengingatkan
arti kesan dan memberikan standar bagi hati.
Kamu.
Terima kasih untuk tertawa-tertawa kecil kita hari ini.
Feb 4, 2016
Feb 1, 2016
TENTANG PILIHAN
Nama kamu siapa?
Kamu anak siapa?
Lalu kamu akan hidup dengan pilihan-pilihan.
Ada yang pilihannya baik (positif),
ada yang sebaliknya buruk (negatif).
Adakalanya kamu khilaf.
Tidak apa-apa, itu pilihan dan semua orang pernah melakukannya.
Tetapi satu yang pasti, norma dalam hidup itu diskriminatif.
Kenapa?
Karena orang di sekitar kamu akan lebih suka mengingat yang buruk-buruk
ketimbang hal-hal baik dari kamu.
Kalau sudah begitu, mereka akan mencari cara mengait-ngaitkan dengan
latar belakang kamu.
Seperti kamu anak siapa? faktor didikan? dan seterusnya....
Padahal, itu pilihan kamu.
Itulah hidup! kadang memang tidak adil.
Itulah konsekuensi kamu sebagai manusia.
Kamu sebagai makhluk yang dimuliakan Tuhan karena akal.
Akal yang membedakan kamu dengan binatang dan makhluk lainnya.
Kamu jatuh? kamu merasa buruk?
Kamu tidak harus betah jatuh atau terpuruk.
Mari berdiri, dan berlari sekencang-kencangnya.
Bukan karena sekeliling kamu,
tetapi karena kamu menghargai diri kamu.
Karena kamu menghargai darimana nama kamu diberikan.
Dan karena kamu adalah diri yang sepatutnya dihargai.
Kamu anak siapa?
Lalu kamu akan hidup dengan pilihan-pilihan.
Ada yang pilihannya baik (positif),
ada yang sebaliknya buruk (negatif).
Adakalanya kamu khilaf.
Tidak apa-apa, itu pilihan dan semua orang pernah melakukannya.
Tetapi satu yang pasti, norma dalam hidup itu diskriminatif.
Kenapa?
Karena orang di sekitar kamu akan lebih suka mengingat yang buruk-buruk
ketimbang hal-hal baik dari kamu.
Kalau sudah begitu, mereka akan mencari cara mengait-ngaitkan dengan
latar belakang kamu.
Seperti kamu anak siapa? faktor didikan? dan seterusnya....
Padahal, itu pilihan kamu.
Itulah hidup! kadang memang tidak adil.
Itulah konsekuensi kamu sebagai manusia.
Kamu sebagai makhluk yang dimuliakan Tuhan karena akal.
Akal yang membedakan kamu dengan binatang dan makhluk lainnya.
Kamu jatuh? kamu merasa buruk?
Kamu tidak harus betah jatuh atau terpuruk.
Mari berdiri, dan berlari sekencang-kencangnya.
Bukan karena sekeliling kamu,
tetapi karena kamu menghargai diri kamu.
Karena kamu menghargai darimana nama kamu diberikan.
Dan karena kamu adalah diri yang sepatutnya dihargai.
Subscribe to:
Posts (Atom)