Feb 26, 2016

PAMIT

By Tulus

Tubuh saling bersandar
ke arah mata angin berbeda
kau menunggu datangnya malam
saat kumenanti fajar.
Sudah coba berbagai cara
agar kita tetap bersama
yang tersisa dari kisah ini
hanya kau takut kuhilang.
Perdebatan apapun menuju kata pisah
jangan paksakan genggamanmu
izinkan aku pergi dulu
yang berubah hanya tak lagi kumilikmu.
Kau masih bisa melihatku
kau harus percaya kutetap teman baikmu,

*Tulus selalu juara perkara mencapai kata-kata dalam lirik

Feb 22, 2016

Jika yang dibutuhkan seni adalah apresiasi,
maka yang dibutuhkan cinta adalah ketulusan

Feb 18, 2016

RUMAH

Rumah adalah ruang hati.
Tempat semua isi hati berkumpul.
Tempat melepaskan semua lelah.
Dan tempat yang tepat untuk bicara cinta.
Rumah adalah ruang rindu.
Tempat semua rindu bermuara.
Tempat keluh kesah mendamba
Dan tempat yang tepat untuk bicara kasih sayang.
Rumah adalah ruang mimpi.
Tempat menaruh semua impian.
Tempat melepaskan hal-hal yang hilang dari impian
Dan tempat untuk bicara masa depan.
Rumah adalah kita.

Masa depan kita.

Feb 12, 2016

NOSTALGIA RASA

Kelak, kamu-kamu yang dulu pernah begitu dekat akan kembali dengan alasan yang lain. Alasan yang tidak sama lagi.
Kelak, Hati dan pikiran akan sampai pada situasi dua arah antara pro dan kontra. 
Antara hanya sekedar bertemu atau memikirkan yang sudah-sudah.
Antara menerima kenyataan atau nostalgia masa lalu.
Antara melupakan atau kembali merasakan.
Atau antara kamu dan kamu yang lain.
Ahh… waktu terlalu tega jika hanya ingin mempermainkan rasa.
Dan saat ini saya sedang dipermainkan.

Kamu adalah orang di masa lalu yang kadang-kadang suka mengejutkan hari-hari saya.
Menarik saya dalam canda tawa yang pernah kita lalui.
menyimak kelucuan kamu itu seperti tiupan angin sepoi-sepoi.
Begitu juga senyumanmu, semacam penawar bagi luka-luka yang pernah ada.
Matamu? Apalagi matamu.
Alasan kenapa saya jatuh cinta adalah matamu.
Matamu adalah seperti tatapan ayah yang menyejukan
Matamu adalah ketenangan jiwa
Matamu adalah racun.

Kamu adalah orang itu.
Bayagan yang pernah mewarnai mimpi saya.
Dan pengucap kata-kata yang begitu mematikan.
Kamu adalah pengacau hari ini.

Kelak, hati dan pikiran hanya butuh waktu untuk dipermainkan.
Waktu untuk kembali mengenang manis-manis rasa yang pernah ada.  
Menjadi saat ini tentu saja adalah bagian lain dari masa lalu.
Dan untuk sampai pada hari ini, kamu adalah bagian dari cerita itu. Terima kasih.

Kelak, kamu kamu yang dulu memang harus kembali untuk memutar ulang nostalgia rasa.
Mengingatkan arti kesan dan memberikan standar bagi hati.

Kamu. Terima kasih untuk tertawa-tertawa kecil kita hari ini. 

Feb 4, 2016

Pada setiap kemiringan, selalu ada titik yang setia 
mempertahankan garis lurus.
Seperti imam pada makmumnya, dan rasul pada kaumnya. 
Juga seperti kamu yang tetap diam dalam rasa.

Akhir yang tak pasti.


Feb 1, 2016

TENTANG PILIHAN

Nama kamu siapa?
Kamu anak siapa?
Lalu kamu akan hidup dengan pilihan-pilihan.
Ada yang pilihannya baik (positif),
ada yang sebaliknya buruk (negatif).
Adakalanya kamu khilaf.
Tidak apa-apa, itu pilihan dan semua orang pernah melakukannya.
Tetapi satu yang pasti, norma dalam hidup itu diskriminatif.
Kenapa?
Karena orang di sekitar kamu akan lebih suka mengingat yang buruk-buruk
ketimbang hal-hal baik dari kamu.
Kalau sudah begitu, mereka akan mencari cara mengait-ngaitkan dengan
latar belakang kamu.
Seperti kamu anak siapa? faktor didikan? dan seterusnya....
Padahal, itu pilihan kamu.
Itulah hidup! kadang memang tidak adil.
Itulah konsekuensi kamu sebagai manusia.
Kamu sebagai makhluk yang dimuliakan Tuhan karena akal.
Akal yang membedakan kamu dengan binatang dan makhluk lainnya.
Kamu jatuh? kamu merasa buruk?
Kamu tidak harus betah jatuh atau terpuruk.
Mari berdiri, dan berlari sekencang-kencangnya.
Bukan karena sekeliling kamu,
tetapi karena kamu menghargai diri kamu.
Karena kamu menghargai darimana nama kamu diberikan.
Dan karena kamu adalah diri yang sepatutnya dihargai.