Feb 28, 2017

Mereka yang baik-baik lebih cepat dipanggil
sementara yang jahat-jahat sebaliknya
kenapa?
mungkin karena Tuhan sedang memberikan kesempatan
untuk mereka yang jahat-jahat agar menjadi baik.

Feb 22, 2017


Jika dengan menghilang bisa meredakan sakit akibat kehilangan, 
maka saya akan menghilang bersama petang...

Feb 21, 2017

KEPO MUNGKIN JUGA IBADAH

Mengenai pertanyaan-pertanyaan hidup, tidak terlepas dari kata selanjutnya (next). Hidup hari ini menghasilkan satu ketika, lalu kita akan menanyakan takdir bahkan diri sendiri tentang apa yang harus diraih maupun dihasilkan selanjutnya. Kita membuat keinginan dan rencana-rencana untuk esok dan seterusnya. Dorongan kadang-kadang datang dari orang-orang terdekat yang terlalu peduli dengan kisah kita, kemudian memunculkan berbagai tanya dan memaksa kita untuk berpikir keras tentang hari ini bahkan apa yang selanjutnya harus kita capai. 

Sebuah pertanyaan mungkin juga adalah tentang pencapaian-pencapaian hidup. Tidak dapat dipungkiri, pertanyaan yang muncul dari kepedulian orang lain kadang-kadang bisa menimbulkan gejolak di dalam diri seseorang tentang kebiasaan-kebiasaan hidup yang sering disebut dengan tujuan hidup. Tentang tujuan hidup adalah tentang takdir. Kita lahir, tumbuh, berkembang, menikah, memiliki keturunan dan mati. Pada umumnya orang beranggapan bahwa menikah dan memiliki anak adalah tujuan hidup yang harus dicapai seseorang. Mungkin saja anggapan itu benar. Lalu dengan dalih agama, firman dan hadist menyebutkan menikah adalah ibadah. 

Sampai disitu, orang tidak lagi menganggap tujuan hidup sebagai sebuah kebiasaan tetapi keharusan yang harus dicapai jika kamu adalah orang yang beragama. Sebab tidak menikah, mungkin saja adalah tidak menjalankan ibadah. Kira-kira seperti itu. Namun dari sekian asumsi, jika orang tidak terlalu peduli dengan hidup orang lain dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang kapan kawin? dan seterusnya... saya kira hidup jauh lebih menyenangkan. Merunut takdir: lahir, tumbuh, berkembang, menikah, memiliki keturunan dan mati. Ada kebiasaan-kebiasaan bertanya tentang kapan kawin? tetapi tidak menanyakan runutan takdir yang lain seperti kapan mati? 

Sebuah pertanyaan seharusnya menjadi doa saja untuk mereka yang terlalu peduli. Dan doa tentu saja dipanjatkan cukup dengan sungguh-sungguh dan di dalam hati. Sebab Tuhan maha mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Kembali lagi tentang pertanyaan kapan kawin? sebab kawin atau menikah adalah ibadah dan merupakan takdir yang hanya diketahui Tuhan "kapan" manusia mencapai takdirnya (waktu) untuk menikah. Maka bukankah pertanyaan itu seharusnya diajukan kepada Tuhan saja?  

Feb 17, 2017

Pada masanya, kita tidak selalu harus berpikir secara logis. Kadang-kadang kita butuh keluar dari logika dan sedikit melenceng dari siapa kita. Manusia adalah manusia sebagaimana kita diciptakan dengan segenap kekurangan dan kelebihan yang ada. Salah sedikit adalah manusiawi, sama halnya dengan benar sedikit. Kita biasanya akan bertindak di luar batas kewajaran, ketika diperhadapkan dengan situasi atau moment. Sama seperti akhir-akhir ini, ketika kita diperhadapkan dengan event nasional yang kental dengan nuansa politik. Katakanlah moment seperti ini adalah kebiasaan-kebiasaan kita menjadi manusia-manusia yang akan melenceng dari prinsip/pandangan maupun logika berpikir.

Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan [wikipedia]. Sama halnya dengan seni, politik kemudian hadir melalui proses yang lebih banyak menggunakan perasaan dan pada umumnya dapat merubah perasaan seseorang. Seorang sahabat atau saudara bisa berubah menjadi musuh, begitupun sebaliknya musuh bisa menjadi sahabat atau saudara. Keadaan yang normal bisa berubah menjadi abnormal, begitu juga orang cerdas bisa berubah menjadi orang bodoh. Layaknya seni, politik banyak merubah manusia secara rasa dan melahirkan ide-ide gila yang turut mempengaruhi sekitar kita. Politik mungkin juga bisa membuat gila. Bagaimana tidak, lihatlah orang-orang di sekitar kita. Mereka termakan rasa untuk meraih kekuasaan yang mungkin saja tidak pernah dimiliki. Dengan kata lain, kekuasaan orang-orang tertentu. 

Feb 8, 2017


Tak ada satu hal pun tanpa bayang-bayang,
kecuali terang itu sendiri.

-Pramoedya Ananta Toer-

Feb 6, 2017

disini senang
disana senang
dimana-mana letakan senang pada tempatnya

Feb 2, 2017

Beberapa hari yang lalu, seorang sahabat lama tiba-tiba menelpon. 
Banyak hal yang kita bicarakan, tentang masa-masa SMP sampai dengan tentang kakak laki-lakinya yang baru saja meninggal dunia selang beberapa hari setelah kepergian mama. 
Sahabat saya itu hanya memiliki satu kakak laki-laki dalam hidupnya. 
Dia berasal dari keluarga yang broken home karena perpisahan kedua orang tuanya sejak kita masih duduk di bangku SMP. 
Banyak hal yang kita bicarakan via telepon selama hampir sejam. 
Katanya tahun 2016 adalah tahun yang berat baginya. 
Tentu saja, karena di tahun yang sama, saya juga kehilangan mama. 
Untuk pertama kali dalam hidupnya, sahabat saya itu baru merasakan kehilangan. 
Walaupun bisa dibayangkan bagaimana rasanya kehilangan, namun tidak akan sama ketika kita merasakan sendiri kehilangan orang-orang yang kita cintai. 
Sedih, sakit, sesak, marah, dan banyak rasa yang tidak bisa dilukiskan hanya dengan kata-kata. Ketika saya menanyakan kabarnya, sahabat saya itu menangis. 
Lalu dia bilang dia bisa merasakan apa yang saya rasakan tentang kehilangan. 
Jangan meminta dia untuk sabar dan kuat, karena kata-kata itu sangat tidak membantu, katanya. Namun kata-kata itu adalah bagian dari perhatian dan bentuk kasih sayang yang tidak bisa kita hindari. 
Kita pun tidak bisa melarang orang-orang di sekitar kita untuk menunjukan perhatian mereka. 
Tapi itulah dia, sejak saya mengenalnya di bangku SMP, sahabat saya itu orangnya selalu blak-blakan. 
Saya mengerti apa yang dia pikirkan saat ini. 
Begitu banyak bentuk perhatian yang kita terima dari orang-orang di sekitar kita, tidak akan serta merta menghapus kesedihan yang kita rasakan. 
Mungkin sedikit meringankan karena kita merasa diperhatikan dan tidak merasa sendiri. 
Tapi jauh dari semua itu, kita hanya manusia biasa yang kapan saja bisa lemah ketika diperhadapkan dengan takdir yang mengejutkan. 
Kita butuh keberanian untuk menghadapi sesuatu yang baru, dari kebiasaan-kebiasaan yang kita bangun selama bertahun-tahun. 
Dan semua itu adalah proses.