HARI YANG LUCU
Hari
yang lucu…
Saking
lucunya… sejak pembicaraan melalui telepon itu terputus, sepanjang hari saya
selalu senyum-senyum sendiri seperti orang gila yang lagi kebingungan… saya
sukses dibikin bingung! bagaimana bisa seorang cewek tiba-tiba menelepon saya,
mengira saya adalah Wanita Idaman Lain (WIL) suaminya. Lalu tanpa salam dan
permisi terlebih dahulu, saya langsung didamprat habis-habisan saat menerima
telepon darinya “hey kamu perempuan yang bla bla n bla bla bla…” lucunya lagi,
dengan begitu mudah cewek itu merubah nama saya menjadi “Lara”. Ya, bayangin
aja saya dipanggil dengan nama “Lara”. Benar-benar apes dan aneh. Seaneh cerita
sinetron yang sering ditonton mama setiap malam.
Kejadiannya
berawal dari nomor asing yang terpampang di layar Hp saya, namun selalu saya reject.
Kenapa? Karena saya menganut paham, pantang menerima telepon dari nomor asing
yang tidak terdaftar di kontak Hp saya. Berselang beberapa menit kemudian,
masuk sms dari nomor yang sama “assalamuaikum… bisa diangkat teleponnya? Saya
teman lama kamu…”. Titik-titik itu seharusnya dibubuhi sebuah nama. Biar tidak
bikin penasaran. Tapi pada akhirnya saya mengangkat telepon dari nomor asing
itu, hanya untuk menjawab rasa penasaran saya tentang “teman lama”. Kelucuan
itu pun dimulai ketika saya menyapa “hallo”, seperti diserang alien dari luar
angkasa dengan begitu banyak kata-kata kotor yang butuh dicuci dan tidak
satupun dari kata-kata itu dapat saya mengerti. Mengira saya adalah “Lara”,
cewek itu melampiaskan semua amarahnya. Sedangkan saya dengan santai membiarkan
cewek itu berkreasi dengan kata-kata kotornya, karena stuck akibat serangan
mendadak. Alhasil saya menyimak dalam diam dan mencoba mengerti setiap
kata-kata yang dikeluarkan cewek itu. Tentunya dengan harapan mungkin saja saya
mengenal suaranya atau mengenal “Lara” si WIL suaminya. Walaupun sebenarnya
sepanjang hidup saya, belum pernah mempunyai kenalan atau teman yang bernama
“Lara” begitu juga dengan suara asing cewek itu.
Hari
yang cukup menghibur buat saya, sekaligus tragis buat cewek penelepon itu.
Karena saat telepon terputus pun dia masih mengira semua amarahnya sudah
tersalurkan dengan benar dan pada orang yang tepat yang disebut “Lara”. Namun
tidak demikian, karena saya bukan “Lara” yang dimaksud. Saya adalah Y-U-L-I not
L-A-R-A.
Walaupun
lucu, kejadian salah sambung itu membuat saya memikirkan banyak hal. Paling
tidak saya bisa merasakan apa yang dirasakan cewek itu, dan memaklumi semua
amarahnya. Memiliki orang yang kita cintai dalam sebuah ikatan yang sakral
(perkawinan), namun kita diperhadapkan pada kenyataan bahwa kita bukan
satu-satunya wanita yang dimiliki/dicintai oleh sosok itu (read. Suami).
Nyesek! Pada situasi yang lain, di luar sana ada isteri-isteri yang memiliki
Pria Idaman Lain (PIL) selain suami mereka. Mau tidak mau, terima atau tidak
terima itu adalah kenyataan. Tentu saja, karena hidup adalah kisah-kisah yang
sama dan selalu diputar balikan pada waktu dan orang-orang yang berbeda.
Semacam piala bergilir.
Berlembar-lembar
pendapat dituliskan atau dikemukakan pun tidak bisa mewakili logika hidup yang
kita punya tentang masalah-masalah hidup di sekitar kita.
Entahlah…
saya hanya ingin mengenal setiap masalah yang muncul dan membayangkan jika saya
diperhadapkan dengan masalah-masalah tersebut. membayangkan bagaimana saya bisa
menyikapinya dengan bijaksana. Layaknya ada hati dan kepala. begitu juga ada masalaha, ada jalan keluarnya.
Mendengar
dan menyimaklah… ketika mulut-mulut itu sedang bertutur tentang hari-hari
mereka yang tidak begitu baik hingga bagaimana mereka menyikapinya. Saat itu
adalah saat dimana kita mendapatkan pengalaman yang tidak secara langsung kita
alami sekaligus pelajaran berharga ketika berada pada hari-hari yang tidak
begitu baik. Hari-hari yang semoga bisa kita lewati dengan bijak dan tenang.
Hari-hari yang pada akhirnya bisa kita taklukan dengan hanya menghadapinya.
Berharap
saya sedang dikerjain oleh seorang teman yang iseng dengan skenario “Lara”.
Jika benar seperti itu, setidaknya harapan itu mengurangi satu masalah yang
dihadapi orang-orang di luar sana. Semoga.
Semoga
tidak ada “Lara” di hidup kita
(19/2/2013)
Comments
Post a Comment