PENGAKUAN YANG TERLAMBAT
Telepon
itu ditutup dengan kalimat aku sayang
kamu…!!
Praaaakk!!!
Yang terpikirkan adalah saya sedang dalam bahaya.
Seperti
ditampar untuk ketiga kalinya semenjak 25 menit yang lalu.
Menit
berikutnya saya masih terpaku dan mencoba merangkai kata-kata
untuk
menggambarkan perasaan saya saat itu.
menjadi
sebuah alasan maupun jawaban atas pertanyaan kenapa saya?dan kenapa sekarang?
Malam
ini menjadi malam yang aneh!
Sungguh-sungguh
aneh!
Dan
kamu adalah bagian dari keanehan itu.
Udara
ini juga ikut-ikutan aneh, termasuk aroma malam yang saya hirup.
Seperti
racun yang seketika merubah saya menjadi idiot!
Taukah
kamu apa itu idiot?
Idiot
adalah kondisi dimana Tuhan mengambil akal sehatmu,
Akibatnya
saya hanya bisa terpaku memandang hampa plafon kamar
Dengan
memutar dan mereka’ ulang setiap obrolan kita pada menit-menit yang lalu.
Menit-menit
yang mungkin tidak seharusnya kita lalui.
Dan
menit-menit yang jika bisa,
Serasa
saya ingin menghapusnya dari memori ingatan saya.
Saya
hanya bisa terdiam dipandangi plafon dan lampu kamar dari atas…
Perlahan
pipi saya basah tanpa malu-malu dan tanpa permisi mengalir ke arah telinga.
Pada
malam, saya menyesalkan setiap pengakuan yang keluar dari mulut kamu.
Murka
pada semua rasa yang kamu miliki
Dan
takut pada kalimat aku sayang kamu..!!
Bukan
karena saya anti sayang
Karena
tentunya bukan pengakuan itu yang saya inginkan saat ini.
Taukah
kamu itu pengakuan yang saya tunggu 12 tahun yang lalu?
Kamu
sudah menarik saya sangat jauh…
Kamu
membuat jarak bermil-mil beberapa menit yang lalu.
Pada
logika, saya maklumi.
Saya
akan mencoba berdiri di sisimu
Merasakan,
namun hanya untuk menjelaskan dengan benar
Betapa
kamu telah melakukan pengakuan yang terlambat.
Dan
itu salah teman…
Sangat
salah karena kamu tidak sedang sendiri, begitupun saya.
Comments
Post a Comment