Sep 21, 2010

MUDIK

Sekalipun sangat terlambat diupdate, tetap semangat sebagai renungan kita bersama.

“MUDIK”, apabila kata itu diucapkan maka yang terlintas di benak adalah kampung dan ribetnya mudik. Setiap menjelang lebaran, selalu saja muncul satu kata “pulang kampung”. Mudik secara tidak langsung menyadarkan kita darimana kita berasal dan pada akhirnya kita akan kembali untuk waktu yang tidak lama. Ribetnya mudik membawa warna tersendiri hingga sudah menjadi ciri khas bagi mereka yang pulang kampung/mudik, bahwa sebelum mudik sebaiknya menyiapkan segala sesuatu baik itu ole2 yang akan dibawa sampai transportasi yang akan dipakai dan tetek bengek lainnya. Untuk sebagaian orang mungkin sangat membosankan, namun sebagian orang lainnya menganggap hal itu sebagai nikmatnya mudik. Berimpitan saat antri tiket, hingga harus mengangkat bawaan yang tidak sedikit, belum lagi menghadapi macetnya perjalanan dan yang sangat membuat dongkol adalah bagi mereka yang mabok karena perjalanan jauh, namun hikmah dibalik itu semua adalah berkumpul dengan keluarga besar, melihat seberapa berkembangnya tanah asal yang dia atau orang tuanya tinggali dalam waktu yang lama. Nikmatnya mudik juga di sisi lain menyadarkan kita untuk instrospeksi diri, sudah sejauh mana kita meraih keberhasilan dan apa yang dapat kita banggakan tentunya atas nama diri, keluarga dan kampung tercinta. Pada akhirnya tidak dapat disangkal darimana kita memulai hidup ini, hanya satu nama desa namun memiliki identitas yang penting selama proses hidup berjalan. Mudik, yah… saya pun adalah orang kesekian yang akan melakukan perjalanan itu. Semoga selamat sampai tujuan buat para pemudik, the last “SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1431 H, MINAL AIDIN WAL FAIDZIN MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN”
Dengan senyum mari kita melangkah…. 