Feb 27, 2011

SEPENGGAL CERITA

Aku tidak mengenalmu saat kita dekat dalam rasa, aku mencoba menerkamu di antara jati diri yang kamu tunjukan, aku kemudian terpasung dalam rasa yang sangat dalam terhadap mu. Entah karena apa? Dan bagaimana bisa?!! Sudahlah… setiap pertanyaan pun takan mampu aku jawab, karena aku sendiri bingung dari aksara mana aku berani bercerita hingga menguntai indahnya aku ke kamu. Rasa yang selalu membuat manusia menjadi bodoh di depan cermin eksistensinya, itulah aku untuk kesekian kali mendapatkan aku yang dibodohi oleh rasa, tapi begitu indah dan aku mengakuinya dengan lantang dan tanpa malu. Bodoh itu kemudian menyadarkan aku pada satu sudut suasana, bahwa aku hanya terobsesi dengan rasaku sendiri sementara kamu entah berada di dunia mana? Di sampingku? Di relungku? Atau jauh hingga tidak terjangkau? Ternyata aku terlalu dini menyimpulkan kebahagiaan bersama kamu, sementara kamu masih mengkhayalkan seperti apa hubungan kita nanti. Ternyata saat aku merangkai indahnya hari esok, kamu sedang tidak di bersamaku namun pergi entah kemana. Ternyata aku berjuang sendiri ketika kamu lagi asik menikmati hidupmu dengan angkuh, dan begitu angkuh.

INGATAN

Membakar setumpuk ingatan dengan tujuan menjadi debu dan akan lenyap ditiup angin, tadinya sepenggal harapan itu pernah terlintas beberapa menit yang lalu saat benak digerayangi oleh emosi. Selepas beberapa menit kemudian, semua seolah beban yang harus ditanggung entah sampai kapan atau butuh waktu berapa lama. Inilah emosi yang menghasilkan masalah, merampas senyum dari mimik bahagia hingga rapuh menapak detik-detik yang berlalu. Mengganggap aku adalah pribadi yang ceria dan selalu bersemangat ternyata tidak selalu seperti itu, aku hanya manusia pada umumnya yang pada satu titik akan diam lantas murung dan berujung pada tangisan ketika kepala dan hati tidak lagi sejalan dalam balutan kata rapuh. Seenjoy raga menikmati hidup, pada waktunya akan ada pertanyaan “kamu sudah sampai di tujuan yang mana?” dan “setelah ini kamu mau kemana lagi?” pertanyaan-pertanyaan itu yang sering muncul saat aku diam dalam renungan. Kamu adalah sosok yang sekian dalam rapuhku di hari-hari kemarin hingga saat ini, dan itu bagaikan kutukan karena aku harus mengenalmu ataupun mereka yang sudah-sudah. Seiring berjalannya waktu semua pasti terlupakan, namun di waktu-waktu tertentu mereka seperti setan yang bergentayangan dalam ingatan. Ternyata mencintai itu adalah melacurkan diri dari satu hati ke hati yang lain, dari tatapan yang satu ke tatapan yang lain, dari kasih yang satu ke kasih yang lain, dan dari bahagia ke rapuh hingga kembali lagi bahagia. Hidup lebih banyak diwarnai dengan ingatan masa-masa yang sudah lewat, jika dibandingkan dengan impian dan harapan yang akan datang. Aku, kamu, dia, dan mereka akan selalu sama ketika berada dalam sekilas ingatan. Ingatan yang selalu menjadi penyemangat dan cermin untuk berubah menjadi manusia yang lebih baik, menjadi kekasih yang mereka inginkan, menjadi sahabat terbaik yang mereka miliki, dan menjadi saudara yang sepantasnya. Sampai saat ini pun ingatan-ingatan itu menjadi sahabat yang gaib.

Feb 17, 2011

KETIKA

Mulai menatap dunia dg mata yg tertutup.
Merayap,merangkap, berdiri & berlari dari pijakan awal.
Mulut mengucap beberapa pertanyaan maupun pernyataan yg lugu dari akal yg masih picik.
Gerakan organ meraba hingga menyentuh sisi sosok orang terdekat.
Saatnya iman dicoba dg proses balita hingga baligh melalui jaringan godaan iblis.
Ketika..
Takdir itu mulai merealisasikan suratan nasib.
Semua berubah menjadi keterasingan diri dari tempat berpijak.
Kebersamaan perlahan hilang dari sisi setengah hidup.
Kebahagiaan terputus menjadi duka yg hanya sesaat namun meninggalkan jejak.
Ketika...
Hidup menyentuh alam pikir yg kritis.
Duka yg berjejak kembali melapangkan jalan untuk harapan masa depan.
& kaki pun melangkah meninggalkan detik yg berduka..
Hingga takdir kembali merealisasikan kekuasaannya akan hidup maupun mati.
Dan saat itu terjadi.. Maka ketika pun berbicara "kita telah usai sampai di sini".

SEMUA TANYA?!!

Apa itu sempurna? jika ada sebagian orang merasa terpojok dg eksistensi ragawi..
Apa itu keadilan?
Jika yg miskin hanya boleh melihat namun tidak merasa..
Apa itu uang?
Jika pembagian nasib berat sebelah,ada di atas dan ada di bawah..
Apa itu sejahtera?
Jika mereka masih beralaskan tanah, beratapkan langit, bermandikan hujan, berdebukan pendidikan,dan keterasingan ekonomi..
Apa itu hak?
Jika yg wajib aja tidak bisa kita beri..
Apa itu hukum?
Jika kebenaran dan keadilan dibeli dg uang..
Apa itu agama?
Jika hakikat diri saja tidak jelas..
Apa itu manusia?
Jika perbuatan tidak lagi dilandasi akal, pemakan sesama,dan saling memusnahkan..
Apa itu nasib?
Jika semua tidak pada tempatnya..
Apa itu cinta?
Jika hati mendua..
Dan apa itu dunia?
Jika ada akhirat..

Feb 7, 2011

RASA

Mengumpulkan kekuatan dan keberanian diantara pilihan pemikiran hingga asumsi untuk satu keputusan yang berat ditolerir oleh hati. Pada akhirnya semua kembali seperti biasa, pada ketika dimana hanya ada aku dan egoku. Teringat beberapa kalimat yang pernah diucapkan oleh seorang kawan “ketika seseorang merasa kangen menangis untuk rasa itu, maka orang tersebut memiliki perasaan yang sangat dalam. Saat itu juga dia bisa mengambil keputusan yang menyakitkan bagi dirinya sendiri, karena sesungguhnya dia sedang rapuh dan itu wajar”. Sangat mudah menimbulkan sebuah rasa yang dalam, kesulitannya adalah saat kita begitu semangatnya untuk melupakan rasa itu, saat itu juga kita sadar bahwa ternyata kita telah diperbudak oleh rasa tersebut hingga menghilangkan akal sehat dan secara tidak langsung menjadi racun dalam hidup kita. Pada akhirnya kita membutuhkan banyak waktu untuk melupakan atau menghapus semuanya dalam diri kita, hanya orang-orang yang memiliki keberanian yang akan keluar dari belenggu rasa yang ingin dihapusnya. Ini bagian dari hidup dan sangat wajar…