Apr 30, 2013

LEMON CINA



Setiap kenangan adalah berkah Tuhan kepada manusia. Sebab kenangan tidak pernah lupa pada kisah yang sudah-sudah. Karena itulah manusia harus bersyukur pada kenangan yang telah menyimpan banyak kisah, mulai dari yang ingin dilupakan hingga kisah yang tidak akan pernah dilupakan. Kenangan jua yang kemudian menarik saya kembali pada masa-masa ketika dunia begitu kecil. Dunia saya bersama enam orang lainnya. Ayah, mama, dan keempat kakak saya adalah bagian dari dunia kecil saya.

Terlahir sebagai anak bungsu dari lima bersaudara, seperti anggapan kebanyakan orang bahwa anak bungsu selalu menjadi anak kesayangan dibandingkan kakak-kakaknya. Namun bagi saya anggapan demikian adalah anggapan yang salah, karena kasih sayang yang orang tua berikan telah habis dibagi rata kepada setiap jiwa yang mereka buahkan. Kami.


Tidak selamanya kenangan itu ingin dikenang. Seperti manusia yang memiliki sisi baik dan buruk, begitu juga ada kenangan baik dan ada kenangan buruk. Itulah sebabnya disebut kenangan. Berusaha melupakan sekuat apapun tetap saja menjadi kenangan yang kelak akan kembali selayaknya pikiran menuntun melalui jarum jam.

Bicara soal kenangan, saya tiba-tiba terkenang lagu masa kecil yang sering mama nyanyikan ketika menidurkan saya dahulu. Kenangan itu muncul bersamaan dengan lantunan lagu dari sound angkutan kota yang saya tumpangi beberapa waktu yang lalu. Judulnya “lemon cina”. Sebuah lagu dari daerah asal saya Maluku, dan lagu pertama yang langsung menduduki top chart deretan lagu-lagu hits dari dunia kecil saya. Lemon cina semacam lagu estafet dari kakak-kakak saya, yang pada akhirnya dilanjutkan oleh saya. Tentu saja semua itu atas ulah mama. Mama seperti biduan yang tidak ada duanya di dunia kecil kami. Sebuah lagu wajib yang dilengkapi dengan lagu-lagu lain seperti kole-kole, waktu hujan sore-sore, lembe-lembe dan masih banyak lagi.  Lagu lemon cina merupakan bagian dari dunia kecil saya, terikat pada kenangan yang kerap kali muncul. Seperti menaklukan dunia hanya dalam barisan lirik yang dilantunkan, mama menjadikan lemon cina sebagai syair penenang.

Lemon cina….
Tanaman cina sio…
Akarnya dua, menjadi satu.
Disana cinta, disini cinta sio…
Hatinya dua, menjadi satu.

Ayo mana, mana lenso beta
Lenso beta di mata cewe
Sio nona, sio nona beta
Mari jua, jong lalu pele.

Ketika lirik-lirik diatas selesai dilantunkan mama, bisa dipastikan saya sudah berada di alam mimpi. Tertidur pulas bersama alunan cinta mama. Walaupun rasanya kecut, bagi saya lemon cina menyisakan kenangan manis bersama dunia kecil saya. Lemon cina mengajarkan saya arti mencintai, hatinya dua menjadi satu. Itulah cinta.

1 comment: