Jan 3, 2020

PULAU 7 NEGERI PASANEA

Tulisan yang tertunda untuk ditulis dan diposting. Kali ini saya ingin berbagi cerita perjalanan saya dan dua orang teman cewek lainnya saat traveling ke Pulau Tujuh, Negeri Pasanea, Kecamatan Seram Utara Barat, Kabupaten Maluku Tengah. Hari itu Kamis, 29 Agustus 2019 setelah subuh kami memulai perjalanan  dari Ambon menuju Pulau Seram, menggunakan transportasi Kapal Feri dari Pelabuhan Hunimua (Liang) - Waipirit (SBB). Kenapa menggunakan Kapal Feri? karena kami membawa mobil sendiri, dengan pertimbangan menghemat pengeluaran. Setibanya di Pelabuhan Hunimua, kami bertemu dengan satu orang teman cowok yang bergabung dan menjadi driver cadangan menuju Negeri Pasanea. 


                                                           Pelabuhan Hunimua, Negeri Liang

Negeri Liang terkenal dengan pantai pasir putihnya yang indah dan gradasi lautnya yang menawan. Tidak heran Pantai Liang adalah salah satu pantai terindah di Maluku dan cukup terkenal di Indonesia.




Setelah menempuh 1,5 jam perjalanan dari Pelabuhan Hunimua-Waipirit, kami singgah sebentar di Waisarisa untuk sarapan dan melanjutkan perjalanan menuju Negeri Pasanea. Untuk sampai ke Negeri Pasanea, perjalanannya melewati beberapa desa/negeri diantaranya Kota Piru, Desa Pelita Jaya, Desa Kawa, Desa Nuniali, Desa Lisabata, Desa Wakolo, Desa Taniwel, Negeri Latea dan desa/negeri lainnya dengan waktu tempuh sekitar 3-5 Jam. Lama perjalanan tergantung kecepatan dan seberapa sering kalian berhenti untuk foto-foto, karena pemandangan indahnya sayang untuk tidak diabadikan.  :) 

Puncak Piru, menikmati sunset dari sini juga keren 

Gapura selamat datangnya kota Piru yang anti mainstream :p

bukit bebatuan yang terlihat mistis

Berpapasan dengan adik-adik SMP yang baru pulang sekolah

Menurut om google, di Desa Nuniali terdapat objek wisata Air Terjun Tona yang jaraknya lumayan dekat dengan jalan raya. Sebenarnya Air Terjun Tona masuk dalam daftar list destinasi yang akan kita singgahi karena serute dengan Negeri Pasanea. Tapi karena keasikan ngobrol, kita melewati Desa Nuniali, dan baru sadar saat sudah berada di Desa Lisabata. Setelah berembuk, kita putuskan melanjutkan perjalanan dan akan singgah saat perjalanan balik dari Pasanea, tapi lagi-lagi terlewati. Apessss..... maybe next time :D

Penampakan Air Terjun Tona, Desa Nuniali


Saya sarankan jangan tidur selama perjalanan 

Destinasi wisata lainnya yang masuk daftar list kita adalah Negeri Latea yang terkenal dengan bukit permadaninya atau yang sering disebut bukit teletubbies. Bersyukur spot ini tidak terlewati... 

Saya lebih suka menyebutnya: Bukit Permadani, Negeri Latea

It's me ;)

always me 

with my bestie Mrs. Indamnesia and Mrs. Sallynesia


Negeri Latea, merupakan wilayah administrasi Kabupaten Maluku Tengah di bawah pemerintahan Kecamatan Seram Utara Barat yang pusat ibukota kecamatannya berada di Negeri Pasanea. Jarak antara Negeri Latea dengan Negeri Pasanea sekitar 10-15 menit waktu tempuh. Jika kalian dari Pulau Ambon, untuk sampai ke Negeri Latea ataupun Pasanea, terdapat dua alternatif perjalanan yang bisa dilewati yakni melalui Kabupaten Seram Bagian Barat (Piru) atau Kabupaten Maluku Tengah (Masohi). 

Kenapa kami memilih melewati Kabupaten Seram Bagian Barat (Kota Piru)? karena menurut kami jaraknya lebih dekat dan mudah jika menggunakan mobil sendiri. Rute yang diambil adalah Ambon - Hunimua - Waipirit - Piru - Kecamatan Taniwel - Pasanea. Sedangkan jika kalian memilih alternatif kedua (Kabupaten Maluk Tengah), maka terdapat dua pilihan yakni menggunakan Kapal Cepat dari Tulehu - Amahai atau dengan cara lintas menggunakan mobil sendiri dengan moda transportasi Kapal Feri. Jika menggunakan Kapal Cepat, rute yang harus diambil adalah Ambon - Tulehu - Amahai - Masohi - Waipia - Saka - Pasanea. Tapi jika membawa mobil sendiri, rutenya Ambon - Hunimua - Waipirit - Kecamatan Kairatu - Waipia - Saka - Pasanea. 

Negeri Latea 
di belakang bukit, terdapat perkebunan kelapa sawit yang cukup luas :( 


Setelah kurang lebih 5 jam perjalanan, akhirnya kita sampai di Negeri Pasanea dan bersiap-siap melanjutkan perjalanan ke Pulau Isau, sebagai salah satu destinasi wisata Pulau 7 dari gugusan pulau-pulau lainnya. 


 Pantai Negeri Pasanea

 Pelabuhan Long Boat menuju Pulau Isau, Negeri Pasanea

 Penampakan Pulau Isau dari Negeri Pasanea


Selfie dulu sebelum naik Long Boat

Perjalanan Pasanea - Pulau Isau sekitar 15 menit waktu tempuh

Selamat datang di Nusa Itu Resort, Pulau 7 Negeri Pasanea....

Nusa Itu Resort, Pulau Isau menjadi salah satu destinasi favorite

Sesampainya disini, hal pertama yang harus kalian lakukan; diam dan hanya memandang

Pengen langsung nyebur

Nusa Itu Resort dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Negeri Pasanea

So Haaaaapppyyyy



Lesehan beralaskan pasir putih, menimati matahari maso (sunset) 
langsung dari depan kamar kami

Sunset from Nusa Itu Resort, so niceee


yang menyenangkan dari Nusa Itu Resort adalah mereka menyediakan jalan setapak mengelilingi pulau, so kamu bisa  berkeliling pulau seluas 32,68 Ha sambil menikmati hutan yang masih alami dan pantai pasir putih di sisi lain pulau

Ada banyak Gazebo yang disediakan untuk bersantai

Salah satu kamar besar yang berisi 2 kamar tidur dan 1 toilet

ayunan pantai 

Dari sini, kalian bisa melihat Gunung SS yang selalu terlihat mistis

Menikmati angin sepoi-sepoi dan deburan ombak, membuat tidur siang kalian sempurna

Pasir putihnya halus

Kenapa disebut Pulau Tujuh? karena terdapat gugusan 7 pulau diantaranya Pulau Besar (244,16 ha), Pulau Itua (28,7 ha) Pulau Aer (62,7 ha), Pulau Alee (4,18 ha), Pulau Tengah (9,5 ha), Pulau Isau (32,68 ha) dan satu pulau yang telah hilang atau tenggelam. Nusa Itu Resort berada di Pulau Isau yang posisi pulaunya tepat di depan Negeri Pasanea dengan luas pulau 32,68 ha. Dari Pulau Isau, kalian bisa jalan-jalan ke pulau lain dengan menggunakan speed boat atau long boat yang disewa dari masyarakat Negeri Pasanea.

Buat kalian yang berencana kesini, sebaiknya membuat itinerary dan budgeting terlebih dahulu agar tidak over budget. Penentuan waktu juga sangat penting, jadi saya sarankan pergilah pada bulan Oktober atau November, jangan pada bulan Agustus. Kenapa? karena Agustus merupakan waktu migrasinya ubur-ubur yang setiap harinya melewati Pulau Isau dalam jumlah yang banyak dan berbagai jenis, sehingga kalian tidak bisa bebas berenang seperti yang kami rasakan :( Selain itu pada bulan Agustus, cuaca di Pulau Isau juga cukup berangin karena musim timur di Maluku. Akibatnya tidak bisa nongkrong di pantai pada malam hari, bisa masuk angin :D

Tapi satu yang pasti, Pulau Tujuh adalah salah satu destinasi wisata di Maluku yang wajib untuk dikunjungi apalagi buat kalian-kalian pecinta pantai, laut dan sunset. Amatooooo..... #ayokeMaluku

2 comments: