Apr 3, 2012

MONOPOLI



Monopoli adalah penjajah…!!
Saat kalimat itu diucapkan, yang terlintas di kepala selalu bermakna negatif. Tentang sebuah kediktatoran, tentang keserakahan, tentang kelicikan, tentang keegoisan dan tentang kemunafikan.
Ya, situasi ini memalingkan pandangan saya dalam sebuah relasi yang baik menjadi bermakna tidak baik. Hapus saja kalimat “tentang kediktatoran”, karena saya tidak sedang membicarakan kepemimpinan rezim pemerintahan atau kolonialisme. Ya, saya sedang membicarakan situasi yang menunjukan “dimana saya berada” dan “dengan orang-orang seperti apa saya berproses”.

Setiap hidup itu ibarat warna, dimana kita selalu memilih warna yang kita sukai sekalipun tidak selamanya kita berwarna. Dalam proses mewarnai, pada akhirnya kita akan tau siapa diantara orang-orang terdekat kita yang warnanya hitam, putih, merah, atau bahkan abu-abu. Entah apakah mereka sadar dengan eksistensi warna mereka atau tidak? Situasi ini membuktikan bahwa tidak selamanya sahabat itu putih, karena sahabat adalah manusia pada umumnya yang rupa-rupa warnanya. Ya, kamu adalah penjajah! Karena ini tentang kamu, tentang keegoisanmu, tentang kemunafikanmu, tentang kelicikanmu, dan tentang keserakahanmu… 

Saya yakin kamu sadar dengan apa yang kamu perbuat, tapi saya juga yakin bahwa kamu tidak akan pernah berhenti sampai kamu mendapatkan apa yang kamu mau. Saya diajarkan untuk menjadi manusia yang sabar dan tidak serakah, itu karena leluhur saya bukan penjajah. Tapi satu hal yang saya yakini, suatu saat nanti Tuhan akan membiarkan saya marah dan mejadi penjajah untuk diri saya sendiri. Hapus saja kata “sahabat”, karena ini tentang kamu, bukan tentang sahabat saya…

No comments:

Post a Comment