Feb 17, 2017

Pada masanya, kita tidak selalu harus berpikir secara logis. Kadang-kadang kita butuh keluar dari logika dan sedikit melenceng dari siapa kita. Manusia adalah manusia sebagaimana kita diciptakan dengan segenap kekurangan dan kelebihan yang ada. Salah sedikit adalah manusiawi, sama halnya dengan benar sedikit. Kita biasanya akan bertindak di luar batas kewajaran, ketika diperhadapkan dengan situasi atau moment. Sama seperti akhir-akhir ini, ketika kita diperhadapkan dengan event nasional yang kental dengan nuansa politik. Katakanlah moment seperti ini adalah kebiasaan-kebiasaan kita menjadi manusia-manusia yang akan melenceng dari prinsip/pandangan maupun logika berpikir.

Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan [wikipedia]. Sama halnya dengan seni, politik kemudian hadir melalui proses yang lebih banyak menggunakan perasaan dan pada umumnya dapat merubah perasaan seseorang. Seorang sahabat atau saudara bisa berubah menjadi musuh, begitupun sebaliknya musuh bisa menjadi sahabat atau saudara. Keadaan yang normal bisa berubah menjadi abnormal, begitu juga orang cerdas bisa berubah menjadi orang bodoh. Layaknya seni, politik banyak merubah manusia secara rasa dan melahirkan ide-ide gila yang turut mempengaruhi sekitar kita. Politik mungkin juga bisa membuat gila. Bagaimana tidak, lihatlah orang-orang di sekitar kita. Mereka termakan rasa untuk meraih kekuasaan yang mungkin saja tidak pernah dimiliki. Dengan kata lain, kekuasaan orang-orang tertentu. 

No comments:

Post a Comment