Nov 12, 2009

CERITA

Pagi itu menyelimuti hariku dengan senyum cerah laksana bayi yang tertawa pada satu canda…
Seperti lelaki tua yang selalu mendapatkan moment kebahagiaan arti hidup lewat senyum mereka,
Mereka adalah sekumpulan alasan mengapa dia menjadi tokoh yang begitu gigih dalam kancah cerita awal hingga akhir.
Semua melintas dengan biasanya, saat matahari menyadarkan aku dalam lelap yang bermain dengan mimpi di pagi yang tanpa keceriaan firasatku.
Lelaki tua itu berdiri tepat di samping tempat tidurku dengan tatapan yang kosong, hingga detik itu menarik aku dalam halusinasi Tanya “siapa lelaki itu? Apakah aku mengenalnya?”
Wajah itu tidak seperti biasanya, hingga asing bagi penglihatanku. satu isyarat mata lelaki itu berpacu dengan kesedihan yang mendalam hingga kerutan wajahnya tampak terlihat dengan jelas.
Aku terus menatap lelaki tua itu dengan harapan buatlah aku tersenyum seperti hari-hari kemarin, hari-hari tanpa sedikit pun ketegangan.
Ingatan itu kembali terlintas ketika aku pernah seperti apa yang kulihat sekarang, memiliki kehormatan sebagai seseorang yang dilahirkan dari darah yang membanggakan imanku.
Dan semua hanya rentetan cerita yang terus tertanam dalam memory, laksana sahabat yang kerap kali berbagi saat kangenku akan lelaki tua itu.
Yah…sahabat yang akan terus berbagi, karena cerita itu tanpa akhir hingga kelak aku juga hanya sepenggal cerita dari mereka yang menjadi alasanku manatap esok.

No comments:

Post a Comment