Sep 16, 2012

PENGAKUAN YANG TERLAMBAT



Tuuuutt tuuuut tuuuuttt
Telepon itu ditutup dengan kalimat aku sayang kamu…!!
Praaaakk!!! Yang terpikirkan adalah saya sedang dalam bahaya.
Seperti ditampar untuk ketiga kalinya semenjak 25 menit yang lalu.
Menit berikutnya saya masih terpaku dan mencoba merangkai kata-kata
untuk menggambarkan perasaan saya saat itu.
Parahnya setiap rangkaian kata-kata itu selalu tidak cocok jika disandingkan,
menjadi sebuah alasan maupun jawaban atas pertanyaan kenapa saya?dan kenapa sekarang?
Malam ini menjadi malam yang aneh!
Sungguh-sungguh aneh!
Dan kamu adalah bagian dari keanehan itu.
Udara ini juga ikut-ikutan aneh, termasuk aroma malam yang saya hirup.
Seperti racun yang seketika merubah saya menjadi idiot!
Taukah kamu apa itu idiot?
Idiot adalah kondisi dimana Tuhan mengambil akal sehatmu,
Akibatnya saya hanya bisa terpaku memandang hampa plafon kamar
Dengan memutar dan mereka’ ulang setiap obrolan kita pada menit-menit yang lalu.
Menit-menit yang mungkin tidak seharusnya kita lalui.
Dan menit-menit yang jika bisa,
Serasa saya ingin menghapusnya dari memori ingatan saya.
Saya hanya bisa terdiam dipandangi plafon dan lampu kamar dari atas…
Perlahan pipi saya basah tanpa malu-malu dan tanpa permisi mengalir ke arah telinga.
Pada malam, saya menyesalkan setiap pengakuan yang keluar dari mulut kamu.
Murka pada semua rasa yang kamu miliki
Dan takut pada kalimat aku sayang kamu..!!
Bukan karena saya anti sayang
Karena tentunya bukan pengakuan itu yang saya inginkan saat ini.
Taukah kamu itu pengakuan yang saya tunggu 12 tahun yang lalu?
Kamu sudah menarik saya sangat jauh…
Kamu membuat jarak bermil-mil beberapa menit yang lalu.
Pada logika, saya maklumi.
Saya akan mencoba berdiri di sisimu
Merasakan, namun hanya untuk menjelaskan dengan benar
Betapa kamu telah melakukan pengakuan yang terlambat.
Dan itu salah teman…
Sangat salah karena kamu tidak sedang sendiri, begitupun saya.

No comments:

Post a Comment